Tak gendong ke mana-mana… Tak gendong ke mana-mana… Enak to? Mantep to? Hahaha… I love you full

Mbah Surip Concert
Itulah penggalan lagu yang selalu kita dengar sejak kemunculan Mbah Surip di depan publik. Kini penyanyi itu telah tiada, namun lirik penuh canda itu tetap terngiang di telinga dan batin kita.
Potongan lirik Tak Gendong itu memang belakangan sering dinyanyikan setiap orang. Ya, itu adalah tembang khas Mbah Surip, pendatang baru di dunia rekaman yang menggebrak dunia musik di Tanah Air lewat aliran reggae ala Bob Marley.
Siapa yang menyangka Mbah Surip bakal berpulang di tengah puncak ketenarannya.Tapi itulah kenyataan, Mbah Surip sudah tiada.
Tak Gendong memang mampu membuat popularitas Mbah Surip meroket. Padahal sebelumnya ia bukanlah siapa-siapa, hanya seorang seniman jalanan. Sekadar info, lagu Tak Gendong yang dilantunkan seniman bernama asli Surip Arianto itu mampu mengantarnya menuju gerbang sukses .NSP lagu tersebut meraup Rp 9 miliar. Pria bergaya Bob Marley itu pun mendapat royalti Rp 4,5 miliar.
Untuk apa saja semua kekayaan itu? “Belum ada hitung-hitungan. Jadi Mbah santai saja. Tapi mitra Mbah kemarin baru saja memberi rumah beserta isinya, ada kantor kecil di dalamnya. Juga mobil baru. Semua atas nama Mbah, sudah ke notaris. Tapi Mbah belum ada supir untuk membawa mobil. Mbah masih suka naik ojek. Jakarta macet, lebih cepat pakai motor,” ujar Mbah Surip pekan lalu.
Dulu Mbah Surip pernah kerja di sebuah perusahaan pengeboran minyak.Melanglang buana ke berbagai negara di dunia semisal Amerika dan Yordania Merasa nasibnya kurang baik, Mbah Surip mencoba peruntungan dengan pergi ke Jakarta. Di Ibukota Jakarta, ia bergabung dengan beberapa komunitas seni, seperti Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki. Pada suatu waktu, nasib menentukan lain. Mbah Surip mendapat kesempatan untuk rekaman dan akhirnya meraih kesuksesan seperti sekarang.
Pada Jumat (19/6) siang, musisi eksentrik berambut gimbal itu sempat mengisi acara Playlist di Studio Penta SCTV. Mbah Surip mampu memikat semua orang, seperti Cathy Sharon, Indra Bekti, serta si kembar Marcel dan Mischa Chandrawinata.
Selain menyanyi, Mbah Surip sempat memberikan satu petuah kepada semua pecinta musik di Tanah Air. Pria asal Mojokerto, Jawa Timur, itu ingin membawa pesan perdamaian lewat aliran reggae yang diusungnya. “Reggae itu kan musik perdamaian, jadi damai terus,” kata Mbah Surip.
Nada sela, lagu Tak Gendong milik Mbah Surip tiba-tiba meledak. Padahal, lagu yang diciptakan di akhir tahun 1980 itu pernah ditolak hampir seluruh produser kaset di Indonesia.
Belakangan, gara-gara lagu itu beken, hidup Mbah Surip berubah. Dengan bersepeda motor, pria yang punya tawa khas ini laris memenuhi panggilan menyanyi di berbagai tempat dan stasiun televisi. Di usia 60 tahun, kakek empat cucu ini kadang lupa riwayat hidupnya. Untung ada Jhony Iskandar, pedangdut yang pernah menampung Mbah Surip, ikut membantu ‘meluruskan’ cerita si Mbah Surip.
Mbah Surip adalah fenomena. Dengan single-nya Tak Gendong, Mbah Surip mematahkan dominasi anggapan publik tentang glamornya dunia entertainment.
Kepopuleran Mbah Surip telah membabat anggapan orang tentang dunia musik selama ini. Ikon besar bahwa dunia musik adalah dunia anak muda, penuh hura-hura, retorika selebritas, penampilan fisik yang gemerlap, telah dihancurkan Mbah Surip dengan tawa khasnya dan lontaran kalimat sederhana: I love you full…!
Selamat jalan Mbah Surip. Beristirahatlah dengan musik perdamaianmu!