Kasus lama itu kini kembali terungkap ke hadapan publik. Ajaran Herman Kemala dianggap meresahkan karena menyimpang dari ajaran Kristen pada umumnya. Oleh karena itu puluhan pendeta, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda mengadukan tindakan tersebut ke Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulawesi Utara, Rabu (9/9) pagi.
Tujuan pengaduan tersebut guna mencegah penyimpangan yang semakin dalam terhadap ajaran Kristen, sebagaimana ajaran dalam Alkitab. Ajaran Herman Kemala ini dinilai telah menimbulkan keresahan di kalangan jemaat Kristen di Sulut, karena membolehkan jemaat melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama mana pun.
Herman Kemala yang dimintai konfirmasi koran ini telah membantah semuanya. Dia menganggap itu fitnah dan menjurus ke persaingan tidak sehat. Herman Kemala memiliki bisnis yang cukup maju. Sehingga dia meminta agar bersaing secara sehat saja.
Kasus tersebut menunjukkan kepada kita bahwa benih-benih perpecahan dalam sesama umat Kristen di Sulut mulai menyembul ke permukaan. Perlu tindakan pencegahan sedini mungkin. Para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pemerintah, dan kita semua yang merupakan bagian dari masyarakat Sulut, sebaiknya waspada. Jangan sampai persoalan sensitif ini pecah menjadi konflik terbuka.
Belajar dari perjalanan sejarah gereja. Perpecahan seringkali terjadi karena gereja-gereja Tuhan sering tidak menjadikan Kristus sebagai pusat dan tujuan hidupnya. Justru menjadikan pemimpinnya sebagai idola. Mengkultuskan pemimpin dan akhirnya anggota jemaat menjadi sangat bergantung kepada sang pemimpin.
Alkitab mencatat dalam I Korintus 1:12, bahwa Rasul Paulus menegur sikap dan kecenderungan jemaat Korintus. “Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. Adakah Kristus terbagi-bagi-bagi?”
Di situ terlihat adanya kecenderungan untuk membentuk kelompok atau golongannya masing-masing dengan pemimpin yang mereka anggap paling unggul. Itu sebabnya di antara mereka ada yang mengklaim sebagai pengikut dari Paulus, sebagian mengklaim sebagai pengikut dari Apolos, dan sebagian mengklaim sebagai pengikut dari Petrus. Akibatnya terjadi perpecahan dalam kehidupan jemaat di Korintus. Terjadi saling meniadakan.
“Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia-sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir” (I Kor. 1:10).
Maksudnya adalah, gereja Tuhan harus menjadikan Kristus sebagai pusat hidup dan pegangan satu-satunya. Para pemimpin umat sebaiknya menggembalakan umatnya agar hanya terfokus pada Kristus, tidak terpecah belah oleh berbagai-bagai kelompok atau golongan.
Bila ada pemimpin jemaat yang dianggap salah atau menyimpang dari ajaran Kristus, misalnya telah mengkultuskan diri sehingga menyimpang dari Kristus, ada baiknya kita menyelesaikan dengan cara Tuhan, bukan cara manusia. Jemaat Tuhan akan kembali kokoh hanya bila menjadikan Kristus sebagai pusat dari segala-galanya. Mengutamakan kepentingan Kristus dan karya keselamatan Allah. Setiap jemaat akan tetap seia-sekata dan sehati sepikir jika menjadikan Kristus fokus dan tujuan hidup mereka. Dengan begitu, kita semakin mempermuliakan Kristus.(*/DAL)
Waspadai Perpecahan Umat Kristen di Manado
September 13, 2009 by bocahkawanua
Leave a Reply